Teks Eksplanasi Aurora
AURORA
Disusun Oleh : ADISTI WULANDARI
Aurora merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat medan magnet bumi yang berinteraksi dengan partikel bermuatan dari matahari. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil karya Shakespeare. Aurora Borealis memang sering terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober. Pada saat Aurora Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah utara.
Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati bumi. Magnetosfer dan angin matahari terdiri dari gas terionisasi yang menghantarkan listrik. Aurora terjadi saat proton dan elektron mengalir keluar dari permukaan matahari dan terhempas ke medan magnet bumi. Karena bermuatan, partikel-partikel tersebut bergerak di spiral sepanjang garis medan magnet. Partikel proton bergerak searah dan elektron berlawanan arah. Kemudian partikel tersebut menghantam atmosfer. Karena mereka mengikuti garis medan magnet, kebanyakan dari mereka memasuki gas-gas atmosfer di lingkaran sekitar kutub-kutub magnet.
Aurora berpusat di kutub magnetik bumi, terlihat di lingkaran sekitarnya. Karena kutub magnetik dan geografis tidak sama, terkadang aurora terlihat lebih jauh ke selatan daripada yang diharapkan, sementara di tempat lain aurora terlihat lebih jauh ke utara.
Di belahan utara, zona aurora terbentang sepanjang pantai utara Siberia, Skandinavia, Islandia, ujung utara Kanada, Greenland dan Alaska. Zona aurora belahan bumi selatan sebagian besar meliputi Antarktika atau Samudera Selatan.
Aurora juga terjadi pada planet lain dalam tata surya, misalnya Planet Uranus dan Neptunus. Jupiter dan Saturnus memiliki medan magnet yang lebih kuat dari bumi dan memiliki sabuk radiasi yang besar. Teleskop Huble digunakan untuk menangkap terjadinya Aurora di planet lain.
Pada tanggal 14 Agustus 2004 yang lalu, Pesawat Mars Express mendeteksi terjadinya aurora di Planet Mars. Para Ilmuwan mempelajari dengan memasukkan data-data yang dihasilkan Mars Global Surveyor, di mana daerah emisi berhubungan dengan suatu daerah yang memiliki medan magnet paling kuat, dan menunjukkan bahwa asal-usul emisi cahaya adalah aliran elektron.
Pada sebuah fenomena aurora, satelit menangkap gambar aurora yang terlihat seperti “cincin api”. Aurora-aurora jenis lain juga diamati dari luar angkasa, misalnya “Poleward Busur”, tapi tampaknya masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai fenomena ini, mengingat fenomena ini sangat jarang akan terjadi.
Aurora dan arus terkait menghasilkan emisi radio sekitar 150 kHz, dikenal sebagai radiasi Auroral Kilometric yang ditemukan pada tahun 1972 dan dapat diamati dari luar angkasa.
Referensi:
diakses pada 26 April 2018
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/06/delapan-fakta-tentang-aurora-yang-mempesona diakses pada 26 April 2018
Comments
Post a Comment